ARTIKEL


Perguruan Tinggi Kedinasan

Yups, sekolah ini sekolah yang sudah tidak asing lagi terdengar maupun dikenal masyarakat luas. Kebetulan nih sekarang lagi jam nya jam belajar malam, jadi bisa dong dipake buat share ke auratters setia kita diluar sana. Nah, kami akan membagikan sedikit pengalaman kami menjadi seorang taruna/i dari salah satu sekolah tinggi kedinasan yang yang ada di Indonesia khusus buat kalian semua auratters.
Weelll, saat-saat yang paling berat adalah saat awal menjadi seorang taruna. Dimana selama 3  bulan mengalami penggemblengan, perataan, pengkorsaan,pencucian otak kami dari siswa sekolahan yang bebas dan santai menjadi seorang taruna yang sigap, disiplin dan tap-tap-tap dalam segala kegiatan. Banyak hal baru yang hanya kami temukan dalam kehidupan sebagai seorang taruna dibanding mahasiswa-mahasiswa dari universitas biasa. Kehidupan asrama dan barak mengajarkan kami untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan menghargai seksecil apapun yang kami terima.
                Jujur saja, menjadi seorang taruna bukanlah hal yang mudah, butuh mental maupun fisik yang kuat. Karena system kedinasan tetaplah hirarki dimanapun itu. Seorang junior akan selalu berada dibawah seorang senior. Karena hirarki tersebut telah menjadi sebuah system turun temurun yang sangat sulit untuk dihilangkan.
Kekerasan ? tenang saja, kehidupan barak memang keras tapi tidak pada pemukulan maupun sampai kematian. Keras yang kami rasakan adalaah suatu system yang membuat kami menjadi seseorang yang lebih siap untuk ditempatkan di dunia luar masyarakat yang lebih keras dari kehidupan barak itu sendiri. Kenapa kita bilang keras ? nih kita terangin yaaaa, tapi itu keras dari versi kami yang ngelakuin dan ngalamin masa itu semua wkwk
Pertama adalah masa  BASIS, dimana kami digodok selama 3 bulan. Untuk kami mengatakannya adalah masa yang paling indah namun TIDAK untuk diulang. Hahaha, kenapa begitu ? ya karena masa itu kami yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia, suku yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda-beda juga, serta kepala-kepala yang berbeda digabungkan untuk menjadi satu kesatuan sebagai 1 angkatan yang memiliki jiwa korsa serta memiliki satu sama lain. Masa dimana semua menjadi sama rata, tidak pandang kaya-miskin, tua-muda, hitam-putih, Jawa-Sumatera, Kalimantan-Sulawesi, Aceh-Papua, Islam-Kristen-Hindu, semua sama.
Pada masa basis ini, semua kegiatan dilakuin dengan tap-tap-tap, gak ada istilah jalan buat kami semuanya kami lakuin dengan berlari, setiap lebih dari 3 langkah kami harus berlari dengan barisan yang rapi. Pada Basis ini juga, kebiasaan buruk kami mulai sedikit demi sedikit dibenahi, dari seseorang yang lelet dan suka menunda-nunda pekerjaan menjadi lebih gesit dan mengerjakan sesuatu tepat waktu.
Selain itu, setiap minggu nya kami ada kegiatan kemiliteran yang dilakukan secara rutin dengan pantauan langsung dari mariner yang telah melakukan kerja sama dengan Sekolah Kedinasan kami. Dari kemiliteran itu kami belajar PBB serta survival hingga pada puncak kegitan kemiliteran itu kami melakukan pembaretan di Gunung Salak. Kalian bisa ngebayangin itu Gunung Salak sedingin apa dengan segala cerita mistis nya -_-. Pembaretan berlangsung selama 3 hari 2 malam. Pokoknya itu pembaretan yang……… keras auratters hahahaha
Hmm, kayaknya untuk kali ini  ceritanya batas masa Basis aja yaaa, soalnya udah mau jam 23.00
malam nih, dan kita mesti siapa-siap untuk jam malam dulu. Tenang auratters, lain waktu kita lanjutin lagi kok, okeokeoke ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar